AKAR BAHAR: KAYU AJAIB PENOLAK HAL NEGATIF
BAGI MASYARAKAT BALI, AKAR BAHAR MEMPUNYAI NILAI TERSENDIRI. DI SAMPING SEBAGAI BENDA SENI, JUGA DAPAT MENOLAK KEKUATAN NEGATIF. PUN MEMILIKI NILAI JUAL MENCAPAI JUTAAN RUPIAH…
Kayu yang tumbuh di laut ini memang cukup banyak macamnya. Di Bali, selain dikenal dengan nama kayu uli untuk sebutan akar bahar, juga dikenal nama kewawah untuk sebutan tali arus. Jenis kayu uli juga beragam ada yang bernama uli bang (merah), sada (uli putih) dan sadi (uli hitam). Selain itu juga dikenal nama uli gadung, uli gringsing dan gni raksa. Jenis uli gadung juga cukup banyak, di antaranya gadung brahma, gadung coklat (biasa) dan gadung grinsing. Jenis kewawah atau tali arus juga beraneka ragam, seperti kewawah brahma, kewawah putih dan kewawah brumbun.
Diantara jenis kayu laut tersebut, yang kini banyak digunakan untuk gelang adalah uli gadung. Sebab, kayu tersebut memiliki corak yang unik selain berkhasiat. Warna dasar uli gadung adalah hitam, tetapi memiliki bercak-bercak coklat seperti belang ular pithon. Yang membedakan sebutan jenis uli gadung (gadung coklat, brahma, dan gringsing) adalah corak belangnya.
Ada yang belangnya seperti seratnya lurus sehingga disebut gadung gringsing, dan ada yang seratnya berwarna merah seperti api sehingga disebut gadung brahma yang diidentikkan dengan Dewa Brahma sebagai Dewa Api. Sedangkan yang belangnya berwarna coklat bulat, disebut uli gadung biasa.
Dari jenis kayu laut tersebut, yang masuk sebagai benda bernilai magis sesuai lontar ilmu magis adalah kewawah. Sesepuh Perguruan Cakra Bhuana Ketut Rauh Sutha menyebutkan, keberadaan kewawah sebagai penangkal magis terdapat dalam lontar Surya Penengen dan Lontar Kawisesan. Dalam lontar, nama tali arus disebut dengan Sebuh Kewawah.
Sesuai lontar tersebut, kewawah disebutkan memiliki kekuatan sebagai penolak acep-acepan (ilmu teluh), leak, dan pepasangan (benda magis yang dipasang di areal rumah). Caranya, kayu ini cukup dipasang di atas pintu masuk rumah. Berbagai kekuatan magis yang masuk lewat pintu rumah tersebut, diyakini akan punah dengan sendirinya. Demikian juga orang yang memiliki ilmu magis berhaluan kiri, akan punah bila lewat di bawah kayu kewawah.
Ada kalanya para dukun menggunakan kewawah sebagai sarana untuk membuat sesabukan (jimat berbentuk sabuk). Biasanya dicampur dengan sarana lainnya yang bernilai magis seperti berbagai jenis kayu alam, besi dan permata. Untuk menyatukan kekuatan sara tersebut, harus diritual (pasupati).
Nama kalangan tertentu yakin semua jenis kayu laut memiliki tuah sebagai penolak magis. Seorang penghobi akar bahar Ngurah Mayun dari Puri Jambe Suci, Denpasar berpendapat, kayu uli (akar bahar) dan kewawah (tali arus) memiliki khasiat yang sama. Hal ini didasari atas kepercayaan masyarakat Bali terhadap laut sebagai penetralisir dan penyucian. Ritual untuk menyucikan selalu dilaksanakan di laut karena laut dianggap menyimpan kekuatan maha besar. Garam dan air laut yang dipercikan di rumah, juga diyakini sebagai sarana penetralisir.
Keyakinan masyarakat terhadap khasiat kayu uli sebagai obat penyakit rematik dan tulang, menurut perajin gelang akar bahar Ahmad, bermula dari dikenakannya kayu uli pada anak penderita sakit ulinan. Hasilnya, 99 persen penderita ulinan sembuh berkat kayu uli. Sejak itu kayu uli juga digunakan untuk mengobati penyakit rematik dan tulang.
ULI HIJAU
Di antara jenis kayu uli tersebut, yang paling sulit didapat adalah jenis uli hijau. Uli ini sangat langka di pasaran. Kalaupun ditemukan, jumlahnya paling hanya dalam ukuran sentimeter. Nilai uli hijau hampir setara dengan harga per gram emas. Bahkan ada yang menyebutkan, uli hijau adalah emasnya kayu uli.
Disebut uli hijau karena cahaya yang dipantulkan kayu tersebut berwarna hijau dengan dasar kayu berwarna coklat. Namun menurut Ahmad, cahaya itu juga tergantung asal uli hijau tersebut. Kalau yang didapat di perairan Indonesia, biasanya pantulan cahayanya agak redup dan berwarna buram. Kalau yang didapat di Australia, warnanya lebh cerah dan betul-betul hijau.
Harganya juga tergantung asal uli tesebut Kalau didapat di perairan Indonesia, per sentimeter seharga Rp 1,5 juta sedangkan yang dari Australia mencapai Rp 5 juta per sentimeter. Dibanding uli lainnya, uli hijau diyakini memiliki khasiat lebih. Uli ini dipercaya memiliki khasiat sebagai penolak racun dan cetik (racun magis). Karena harga dan ukurannya kecil, uli ini biasanya digunakan sebagai mata cincin.
Seiring dengan manfaat dari khasiat kayu uli, akhirnya muncul sebuah trend di kalangan masyarakat Bali, menggunakan kayu uli sebagai asesoris seperti gelang, mata cincin, tongkat dan gagang pisau. Bentuknya pun dibuat sedemikian rupa sehingga memiliki nilai seni tinggi. Kalau dia berupa gelang, tidak hanya dibuat melingkar, tetapi dihaluskan hingga mengkilat dan diberi engsel.
Untuk menambah apik gelang tersebut, di antaranya juga diberi hiasan ukiran dari perak, emas serta batu permata. Ada yang bermotif ukiran bunga, karang jahe, kerawang dan naga. Ada juga yang menjadikan kayu uli sebagai tongkat, gagang pisau dan mata cincin yang diikat dengan ukiran emas berhiaskan permata. Tentunya hal ini makin meningkatkan gengsi akar bahar. Orang tidak lagi malumalu mengenakan akar bahar yang semula identik dengan dukun atau tukang pukul karena dulunya benda tersebut digunakan untuk menambah keangkeran. Namun kali ini digunakan untuk semua kalangan, pria, wanita serta anak-anak, bahkan para pendeta Hindu. Fungsinya pun terlihat bergeser, dari semula untuk obat rematik dan penolak magis, menjadi sebuah asesoris yang bernilai tinggi. Atau juga dianggap berfungsi ganda, di samping sebagai asesoris, juga untuk obat dan penolak magis.
Kegunaan kayu uli yang kini memiliki fungsi ganda dan menjadi sebuah trend, akhirnya membuat harga kayu tersebut meningkat tajam. Kayu yang semula bernilai puluhan ribu, kini menjadi ratusan ribu. Bahkan yang sudah diberi hiasan perak dan emas, harganya mencapai jutaan rupiah.
Ahmad yang membuka usaha membuat gelang di Jalan Sedap Malam, Denpasar. Menyebutkan, gelang uli yang berisi hiasan perak, harga standarnya mencapai Rp 1,5 juta, sedangkan yang memakai kombinasi perak dan emas mencapai Rp 3 juta.
Gelang uli termahal yang sempat di beli salah seorang bangsawan di Denpasar, harganya Rp 100 juta. “Ini tergantung kualitas kayu, bahan ukiran dan permata yang digunakan,” aku Ahmad.
Uli biasanya berbentuk batang memanjang. Menjadikan sebagai gelang, biasanya melalui proses pemanasan. Kalau dulu hanya direbus kemudian ditekuk hingga melingkar, sekarang prosesnya dibakar dengan alat sepuh emas. Untuk membentuk lingkaran agar sesuai ukuran yang diinginkan, menggunakan alat cetakan bulat terbuat dari besi.
Caranya, kayu dibakar secara bertahap kemudian dilekukan di alat cetakan hingga membentuk lingkaran. Setelah terbentuk, dihaluskan dengan amplas kemudian dibuatkan engsel mirip gelang emas atau perak yang mudah dibuka pasang. Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.
Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)
NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)
NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)
WEBSITE: paranormal-indonesia.com/
(Selain web di atas = PALSU!)
NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)
ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)