Kisah Kyai Pamungkas

Kisah Mistis: RITUAL PESUGIHAN KANDANG BUBRAH

Kisah Mistis: RITUAL PESUGIHAN KANDANG BUBRAH

KISAH NYATA INI DIALAMI OLEH YAN, ASAL WONOSOBO. DIA MENGAKU PERNAH MELIHAT SENDIRI PELAKU RITUAL PESUGIHAN KANDANG BUBRAH. DENGAN MATA KEPALANYA, YAN MELIHAT SI PELAKU DIHAJAR HABIS-HABISAN OLEH SEEKOR BANTENG SILUMAN. ANEHNYA, AIR LIUR BANTENG ITU BERUBAH MENJADI BOLA-BOLA EMAS SEBESAR KELERENG…

 

SUDAH hampir dua bulan Samo bekerja di sebuah toko emas yang terletak di sebuah kota kecil yang diapit tiga buah gunung di Jawa Tengah. Seperti juga pegawai yang lain, Samo selalu berusaha mengerjakan tugas yang diberikan majikannya dengan baik dan penuh rasa tanggungjawab. Di samping melayani konsumen yang datang, Samo juga kerap diperintah mengerjakan tugas yang lain. Misalnya, menyetor uang ke bank.

 

Meski baru dua minggu bekerja, sepertinya Samo sudah sangat dipercaya oleh majikannya. Buktinya, ia sudah memiliki akses yang tidak dimiliki oleh karyawan lain, yaitu bebas keluar masuk rumah yang sangat besar dan luas milik Hendra, majikannya.

 

Sejak pertama kali ia menjadi pegawai di toko emas Hendra, ia melihat dua atau tiga orang tukang bangunan sedang memperbaiki ruang tengah di rumah majikannya itu. Adasedikit bagian yang dibongkar dan dirapikan kembali sesuai dengan kemauan si tuan rumah. Jika dilihat dari kondisi transaksi yang terjadi di toko emas tempat kerjanya, rasanya tidak mungkin kalau Hendra dapat sekaya ini. Rumahnya besar, mewah dengan beberapa mobil keluaran terbaru, dan berbagai fasilitas kemewahan lainnya. Padahal, toko emas yang dikelola Hendra bisa di bilang sepi. Lebih dari itu, Hendra juga tidak pernah pergi kemana-mana untuk melakukan bisnis lain.

 

Sebagai pemuda yang cerdas walau hanya tamat SMP, diam-diam, Samo juga merasa herar kepada majikannya. Hendra hanya mau pergi meninggalkan rumah maupun tokonya di hari Sabtu Pahing. Di hari itu pula Samo biasanya memiliki tugas khusus dari sang majikan. Malam Sabtu Pahing, dia harus menyediakan kopi pahit, pisang raja, dan tiga jenis bunga. Kesemua bahan ini harus dibelinya sendiri dari pasar terdekat. Hendra biasanya memberikan uang untuk membeli semua kebutuhan tersebut. Ya, kadang-kadang kelebihan uangnya cukup lumayan besar, dan Hendra selalu menolak bila Samo mengembalikannya.

 

“Ambil saja buat jajan kamu, Mo!” Dalih Hendra. Walau senang, tapi Samo merasa ada kejanggalan di balik kebaikan sang majikan.

 

Setelah membelinya, barang-barang itu kemudian diletakkan di atas rampan dan ditaruh di sebuah kamar khusus yang tidak boleh dimasuki oleh orang lain kecuali Hendra sendiri. Samo sendiri sendiri pun bahkan hanya disuruh meletakan barang-barang tersebut di depan pintu kamar yang ditunjukkan oleh majikannya. Di mata Hendra, kamar ini sangatlah misterius.

 

Dalam hatinya Samo sering kali bertanya untuk siapa, atau tepatnya untuk apa sebenarnya hidangan berupa kopi pahit, pisang raja, dan tiga jenis bunga tersebut. Karena tak bisa menerka-nerka, akhirnya ia berusaha untuk tidak memperdulikannya. Ia hanya tahu bahwa itu pasti diperuntukan sebagai sesaji. Ia sudah mahfum kalau seorang pengusaha, apalagi keturunan China, akan selalu tidak lepas dari sebuah ritual.

 

Namun, ada keanehan yang dialami oleh Samo. Setelah tiga kali menyediakan sesaji itu di depan pintu kamar misterius milik sang majikan, malamnya ia selalu bermimpi sangat menakutkan. Ya, dalam mimpi itu Samo merasa didatangi oleh seekor banteng yang sangat besar ukurannya, bahkan lebih dari kewajaran. Dengan matanya yang menyala, si banteng menatapnya dengan tajam. Samo lalu terbangun dengan nafas terengah-engah sebab ketakutan karena melihat hewan dalam mimpinya itu seperti bernafsu ingin membunuhnya.

 

Walau mimpi itu relatif aneh, paginya Samo berusaha melupakannya dengan begitu saja. lamenganggap mimpi tersebut sebagai mimpi biasa. Ya, hanya bunga tidur.

 

Pagi itu, sebelum sorenya ia disuruh meletakkan sesajen di depan pintu kamar khusus, Samo melihat Tari, salah seorang pekerja di toko emas majikannya sedang menangis. Tari mengaku habis bertengkar dengan Yuni, teman sejawatnya hanya disebabkan oleh masalah yang sepele.

 

Ya, pena Yuni digunakan oleh Tari tanpa bilang terlebih dahulu. Hal itulah yang membuat Yuni kalap dan memaki-maki Tari hingga berujung pada pertikaian fisik. Mereka saling menjambak dan mencakar.

 

Yang membuat Samo merasa aneh, kata Tari, hampir tiap bulan pertengkaran semacam itu terjadi. Bukan hanya antara Yuni dan Tari. Tapi kejadian itu kerap dialami oleh karyawan lain. Pertengkaran sudah menjadi hal yang biasa di toko emas tersebut. Anehnya, setelah bertengkar tiba-tiba mereka mendadak sangat menyesal dan berbaikan kembali. Rata-rata mereka mengatakan kalau pertengkaran itu terjadi begitu saja tanpa bisa dikontrol oleh kesadaran mereka. Saat Itu mereka seolah memiliki emosi yang tidak dapat dikendalikan. Seperti bukan datang dari diri sendiri. Ya, bagaimana mungkin, Yuni, gadis cantik yang pendiam dan pemalu Itu tiba-tiba menjadi kalap mencakar dan menjambak rambut Tari hanya karena sebuah pena? Ini bukan kebiasaannya.

 

Satu lagi yang membuat Samo tidak habis pikir, pada saat terjadi pertengkaran antar sesama karyawan, Hendra sebagai pemilik toko tidak berusaha mencegahnya. Dia hanya diam dan masuk ke dalam membiarkan pertengkaran Itu semakin ramai. Bukankah ini hal yang aneh? Sehabis pertengkaran itu Hendra biasanya tidak memarahi dua orang pelakunya, malah sesudahnya dia biasa memberi uang jajan yang cukup lumayan kepada mereka. Dari penilaian Samo yang secara jeli mengamati kebiasaan bertengkar antar sesama karyawan, memang dapat dipastikan pertengakran itu terjadi setelah sehari sebelumnya ia menyediakan sesaji yang ditaruh di depan pintu kamar misterius. Ya, pertengkaran itu selalu terjadi setelah hari Sabtu Pahing!

 

Belakangan, Samo semakin dihantui oleh mimpi buruk yang sama. Seekor banteng besar menatapnya dengan tajam. Bahkan sebulan yang lalu dia bermimpi banteng tersebut kepalanya berubah menjadi kepala Hendra, majikannya. Dalam mimpinya Hendra tertawa lebar sembari mengejar Samo. Waktu itu Samo sangat ketakutan dikejar-kejar oleh majikannya yang mempunyai tubuh banteng.

 

Kegiatan aneh lain yang terjadi di rumah Hendra adalah bongkar-membongkar rumah yang tak pernah selesai. Selalu saja di rumah Hendra ada yang dibongkar untuk kemudian diperbaiki. Meskipun kondisi bangunannya masih bagus, tetap saja harus dibongkar dan diperbaiki. Praktis hampir satu tahun lebih tidak sehari pun di rumah tersebut tanpa tukang. Bongkar pasang bangunan ini di rasa oleh Samo adalah kegiatan yang ganjil.

 

Sebagai orang yang dipercaya oleh Hendra dalam melakukan tugas-tugas khusus tentu saja Samo sering disuruh untuk bermalam di rumah majikannya. Biasanya, kebiasaan bermalam yang diminta oleh sang majikan adalah malam Sabtu Pahing, pas saat dia berada berada di kamar khusus. Saat itu Hendra mulai dari habis maghrib sampai subuh tidak akan pernah keluar dari kamar misterius tersebut. Dan tugas Samo adalah menunggui dan menjaga rumah serta tokonya.

 

Bagi Samo, malam itu terasa gerah. Suhu dalam rumah Hendra tidak seperti malam biasanya. Terasa panas! Rasanya ganjil bagi rumah yang ada di daerah pegunungan. Apalagi bisanya jam-jam seperti itu dinginnya udara minta ampun.

 

Untuk menghilangkan perasaan gerah tersebut Samo mencoba untuk keluar rumah. Dia ingin bersantai di ruang belakang yang di desain pemilik rumah seperti layaknya sebuah taman. Ada bunga-bungaan, kolam ikan dan sebuah TV untuk menghilangkan rasa suntuk.

 

Samo pun langsung beranjak ke tempat yang dimaksud. Tidak ada perasaan apa-apa kecuali ketika ia melewati kamar khusus sang majikan. Ia sempat tersentak kaget karena seperti ada benda yang jatuh berdebum diserta pekikan kecil. Di keheningan malam suara itu begitu jelas. Di susul suara rintihan yang sepertinya amat menyakitkan.

 

Hati Samo mulai tergetar. Setelah beberapa menit mencari sumber datangnya suara, ternyata tidak diketemukan. Padahal suara berdebum dan rintihan tersebut begitu jelas terdengar oleh telinganya. Apalagi tidak ada kucing atau tikus yang loncat.

 

Suara-suara aneh makin sering terdengar dan semakin kencang, bahkan kini disusul dengan pekikan seorang lelaki. Kali ini Samo begitu yakin kalau suara tersebut datang dari kamar misterius. Jantung Samo pun bergetar lebih kencang. Rasa penasaran yang ada di dalam hatinya begitu kuat sehingga ia mencob mengintip dari lubang kunci pintu kamar misterius sang majikan.

 

Lututnya terasa bergetar hebat. Untuk sedikit menggerakannya pun susah manakala pada sebuah lubang kunci ia melihat pemandangan ganjil. Hendra, majikannya sedang berada di ujung tanduk seekor banteng untuk kemudian banteng tersebut menanduk tubuhnya dan membantingnya ke lantai sehingga Hendra jatuh berdebum. Samo melihat pemandangan itu begitu mengenaskan. Rasanya ia ingin menolong sang majikan, tapi bagaimana ia bisa menolong sedang mengangkat kakinya pun saat itu tidak mampu lagi.

 

Mata Samo tidak pernah terlepas dari lubang kunci. Ia begitu yakin kalau banteng tersebut bukan banteng sungguhan. Hewan itu pasti banteng jadi-jadian yang menjadi peliharaan majikannya sendiri.

 

Samo baru menyadari bahwa sesaji yang selama ini disediakanya di depan pintu kamar misterius adalah untuk jin banteng peliharaan sang majikan. Pikirannya mendadak terbuka bahwa pertengkaran demi pertengkaran yang selama ini terjadi antar sesama karyawan adalah bagian dari teror jin laknat sang majikan yang memiliki perwujudan seperti banteng tersebut. Sosok siluman itu rupanya senang dengan hawa emosional, maka untuk kesenangannya sang siluman kerap menebar hawa amarah yang kemudian direspon secara tidak sadar oleh orang-orang yang tinggal di rumah tersebut sehingga berubah menjadi sebuah pertengkaran seru.

 

Bukan hanya itu saja. Bongkar pasang bangunan di rumah Hendra yang megah adalah juga bagian dari syarat pemujaan. Kini Samo pun baru sadar bahwa apa yang diisyukan oleh beberapa orang yang mengatakan bahwa majikannya memelihara setan di rumahnya terbukti. Memang, menurut orang-orang yang pernah menyampaikan isyu tersebut, disebutkan Hendra memiliki pesugihan yang dikenal dengan nama Kandang Bubrah. Sesuai dengan namanya, maka syaratnya adalah dilarang ada kedamaian di rumah milik pelakunya. Rumah juga harus terlihat berantakan yang kemudian diperbaiki kembali tanpa henti karena itu adalah bagian dari syarat-syaratnya.

 

Lalu dari mana kekayan yang didapat Hendra selama ini? Jawabannya diketahui oleh Samo sendiri. Ketika Hendra dibantingbanting oleh sang banteng dengan sangat kejam, dari lidah sang banteng bertetesan air liur ke lantai. Ternyata ketika jatuh di lantai liur yang menjijikan itu berubah berkilauan dengan warna kuning keemasan. Sungguh aneh, air liur sang banteng siluman sepertinya berubah menjadi emas berkilauan sebesar kelareng. Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

Paranormal Terbaik Indonesia

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.

Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)

NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)

NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)

WEBSITE: paranormal-indonesia.com/
(Selain web di atas = PALSU!)

NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)

ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)


Related posts

Kyai Pamungkas: Azimat Pusaka Alam Sakti

Kyai Pamungkas

Kisah Kyai Pamungkas: KALIGRAFI PENOLAK KEJAHATAN

Kyai Pamungkas

Kisah Kyai Pamungkas: Kisah Mistis di Makam Keramat Ganceng

Kyai Pamungkas
error: Content is protected !!