Cerita Featured Kisah Kyai Pamungkas Uncategorised Uncategorized

Panggonan Wingit: KUDA SEMBRANI GOA PUTRI KENCONO, WONOGIRI

Panggonan Wingit:

KUDA SEMBRANI GOA PUTRI KENCONO, WONOGIRI

 

Akibat berebut, maka, Resi Gutama pun membuang Cupumanik Astagina milik istrinya. Waktu terjatuh, tutup cupu tersebut terlepas dan berubah menjadi Sendang Madirdo yang letaknya tepat di depan Goa Putri.

 

Hatta, di puncak Gunung Madirdo, terdapat sebuah cupu milik Dewi Windrawati yang merupakan istri dari Resi Gutama. Akibat, perebutan di antara putra-putranya, Resi Gutama pun melemparkan cupu tersebut dan jatuh tepat di puncak Gunung Madirdo. Tutup cupu yang terlepas jatuh di depan Goa Putri dan akhirnya berubah menjadi telaga yang dikenal dengan sebutar Sendang Madirdo.

 

Sampai dengan tulisan ini diturunkan, Gunung Madirdo yang terletak di kecamatan Giriwoyo, Kabupaten Wonogiri, masih terkenal keangkerannya di antaranya adalah Sendang Madirdo yang selalu diambil airnya untuk memberi minum kuda milik mereka atau di Sungai Klanting yang terletak di sebelah selatan gunung yang dianggap sebagai rembesan dari sendang keramat tersebut.

 

Menurut tutur yang berkembang di tengah tengah masyarakat, beratus tahun silam, di desa tersebut hidup suatu keluarga yang memiliki kuda betina yang sedang menyusui anaknya. Ki Sabadrana demikian para tetangga menyapa lelaki paruh baya yang merupakan Kepala keluarga itu.

 

Seiring dengan perjalanan sang waktu, pada suatu malam, Ki Sabadrana sengaja menyambangi salah seorang keluarganya yang baru saja melahirkan. Keduanya bertemu dan saling mengungkapkan kebahagiaan di antara para tamu yang lain, hingga tak terasa, malampun kian larut. Setelah dirasa silaturahmi cukup dilakukan, maka, Ki Sabdrana pun mohon diri untuk kembali pulang ke rumahnya.

 

Seperti kebiasaannya, tiap pulang berpergian, Ki Sabdrana tidak langsung masuk ke rumah, melainkan menuju ke kandang kuda, untuk melihat kudakuda miliknya. Dalam temaram cahaya, Ki Sabdrana mendadak diserang oleh ketakutan yang teramat sangat. Betapa tidak, di depannya tampak seekor binatang amat besar yang sedang memanjat palang-palang kandang dan begitu berhasil langsung berjalan-jalan di atasnya. Yang membuatnya tercekat adalah, anak kuda kesayangannya tak terlihat di kandangnya, entah berada di mana kuda kesayangannya itu.

 

“Harimau…,” demikian bisik hatinya, “jangan-jangan, anak kuda milikku yang sangat aku sayang telah habis disantap binatang itu,” imbuhnya lagi.

 

Ki Sabadrana pun segera beringsut masuk ke rumah dengan kemarahan teramat sangat. Tanpa ada yang tahu, Ki Sabdrana pun langsung mengambil tombak pusaka miliknya dan kembali keluar untuk membuat perhitungan dengan binatang yang disangka telah menyantap anak kuda kesayangannya. Dengan mengendap-endap Ki Sabdrana mendekati kandang kuda kesayangannya. Setalah dekat, tanpa dilihat dengan teliti lagi, ia langsung menusukkan tombak pusakanya ke binatang yang ada dalam kandang kuda kesayangannya tersebut. Tetapi apa yang terjadi?

 

Bukannya auman yang keluar dari mulut binatang yang kena tombaknya, tapi yang terdengar adalah suara ringkik kuda yang kesakitan…! Ki Sabadrana pun tercenung, seketika diamatinya binatang itu.

 

Dengan rasa terkejut, dia melihat yang tertusuk mata tombaknya ternyata adalah anak kuda kesayangannya. Untuk memastikan apa yang dilihatnya, Ki Sabadrana langsung berlari ke rumah membangunkan sang istri, keduanya segera keluar menuju kandang kuda sambil membawa obor. “Duh… Gusti Pangeran…,” hanya itu yang terucap dari mulut keduanya. Ki Sabadrana langsung mancabut dan membersihkan mata tombaknya serta memasukkannya ke dalam warangkanya.

 

Dengan langkah gontai, keduanya masuk ke dalam rumah untuk sejenak beristirahat. Ketika terang, dengan dibantu sang istri, Ki Sabadrana pun mengubur bangkai anak kuda kesayangannya di sudut belakang rumahnya. Beberapa waktu kemudian, Ki Sabadrana berniat membuka Iahan di hutan dekat rumahnya sambil menaiki kudanya. Sementara ia bekerja, kudanya dibiarkan merumput di kejauhan. Mendadak, telinganya menangkap ringkik bersahut-sahutan seolah ada kuda yang sedang berkelahi. Karena takut kudanya berada dalam bahaya, maka, Ki Sabdrana pun berlari mendekati arah suara itu.

 

Mendadak ia terpaku. Di depannya tampak kudanya sedang bercinta dengan kuda jantan bersayap sangat indah berbalut beludru yang berkilauan akibat dari ratna mutu manikam yang ada di pelana kuda tersebut tertimpa sinar matahari pagi. Keinginan untuk memiliki kuda jantan tersebut langsung saja meruyak dalam hatinya. Ia mencoba mendekati kuda jantan tersebut dengan perlahan nyaris tak menimbulkan suara setelah dirasa dekat, Ki Sabadrana pun langsung melompat. Tetapi apa lacur, dengan lincah kuda jantan itu menghindar. Karena penasaran, Ki Sabadrana pun langsung mengejar hingga berhasil menangkap kain beludru kuda itu. Namun untuk kesekian kalinya, kuda jantan bersayap itu bisa melepaskan dirinya. Walau berulangkali dicoba, tetapi, kuda ajaib itu selalu saja berhasil menghindar dari tangkapan Ki Sabadrana, hingga akhirnya, kuda itupun terbang ke angkasa nan luas dan mendarat di puncak Gunung Madirdo.

 

Keinginan untuk memiliki kuda itu membuat Ki Sabadrana terus berlari mengejarnya. Rasa lelah yang teramat sangat seolah tak dirasakannya. Begitu ? sudah dekat, mendadak, kakinya kembali terpaku saat melihat seorang putri yang teramat cantik tengah mendekati dan membelai kuda jantan bersayap yang berdiri dengan gagah di depannya. Dengan perasaan takut yang mengharubiru, Ki Sabadrana pun langsung bersimpuh dan menghaturkan sembah.

 

“Jangan takut Kisanak, aku adalah manusia biasa yang tengah memohon kebada Hyang Agung sehingga dipercayakan Untuk memelihara kuda sembrani itu.”

 

Ki Sabadrana hanya tertunduk. Kembah terdengar suara halus tapi penuh wibawa:

 

“Jika Kisanak berkenan tinggal di sini, silakan, bantulah aku membersihkan tempat ini hingga selalu bersih dan rawatlah kuda sembrani itu seperti Kisanak memelihara barang-barang kesayangan Kisanak.”

 

Ki Sabadrana mengangguk tanda setuju. Sejak stu, ia pun tinggal bersama dengan Putri Mardaeni di goa yang akhirnya dikenal dengan sebutan Goa Putri sambil merawat kuda sernbrani. Tiap hari, usai membersihkan pertapaan, ia selalu memberi minum Kuda tersebut dengan air yang diambil dari Sendang Madirdo dan memandikannya di Sungai Kerok yang terletak di sebelah barat gunung tersebut.

 

Karena tak pernah kembali, maka, kecemasan langsung merayap di hati istri dan seluruh warga Desa. Pada hari yang telah ditentukan, mereka pun langsung bergerak mencari Ki Sabadrana. Hati yang semula girang karena berhasil menemukan kuda tunggangan Ki Sabdrana, langsung berubah ketika melihat jejak kuda lain dan bekas tempat kuda bercinta.

 

Dengan penuh tanya, rombongan pun terus berjalan mencari Ki Sabadrana hingga akhirnya mereka tiba di mulut goa. Yang membuat mereka bertambah kecut adalah, banyak bekas tapak kaki kuda di bebatuan dinding telaga yang letaknya tak jauh dari mulut goa. Di tengah-tengah kebingungan itu, mendadak terdengar suara tanpa wujud yang mereka yakini sebagai suara Ki Sabadrana,

 

“Istri dan semua saudaraku, jangan kalian bersedih, aku sudah bahagia dengan kehidupanku yang baru. Bagi para saudaraku yang memelihara kuda, sering-sering meminumkan kuda itu dengan air Sendang Madirdo dan memandikannya di Sungai Kerok. Sedang bagi yang kesulitan, datanglah ke goa ini dengan memanggil namaku tiga kali, dengan kuasa Hyang Agung, maka, aku akan membantunya.”

 

Karena dianggap tabu, maka, desa tempat bekas kuda sembrani bercinta yang semula bernama Tirtasanggama, pada 1961, diubah menjadi Desa Bumiharjo. Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

Paranormal Terbaik Indonesia

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.

Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)

NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)

NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)

WEBSITE: paranormal-indonesia.com/
(Selain web di atas = PALSU!)

NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)

ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)


Related posts

Ngaji Psikologi Bersama Kyai Pamungkas: Tenangkan Pikiran

Kyai Pamungkas

Ngaji Psikologi Bersama Kyai Pamungkas: Bersedialah Belajar dari Teman dan Keluarga

Kyai Pamungkas

Kisah Kyai Pamungkas: Sumur Tujuh Pembuka Aura

Kyai Pamungkas
error: Content is protected !!