Kisah Kyai Pamungkas

Kisah Kyai Pamungkas: Ritual Sedot Hantu!

Kisah Kyai Pamubgkads
RITUAL SEDOT HANTU MATARAM

Heboh soal hantu bertubuh hitam yang menghuni gedung tua Red Corner jalan Cakranegara Mataram mengundang minat tim Ghost Buster, Black Cobra Surabaya untuk melakukan ritual di situ. Pada hari Minggu 2 Mei 2004 lalu tim yang terdiri dari empat orang berangkat dari Ketintang lewat jalan darat dengan Jeep CJ / buatan 86 melewati Banyuwangi, Bali dan menyeberang di pelabuhan Padang Bay ke Lembar, Lombok Barat. Sampai di jantung kota Mataram, tanggal 3 Mei hari Senen pukul 19.30 Waktu Indonesia Tengah. Sebelum memasuki Red Corner vang dibangun tahun 1898 itu anggota tim yang terdiri dari tiga pria dan satu wanita check in di Senggigih Beach Resort, Senggigih dengan biaya Mr. Hans Coller, 49 tahun, bule warganegara Norwegia yang telah membeli bangunan itu.

Sesampainya di Mataram dari Sumbawa Besar, penulis langsung bergabung dengan mereka di Senggigih Beach. Mereka mempersiapkan semua peralatan penyedot hantu Organic Slept, semacam tabung hisap yang dikendalikan oleh generator diesel kecil. Fungsi alat itu adalah untuk menyedot hantu jika mahluk itu menampakkan diri. Bila sudah terhisap, tabung secara otomatis menutup dan hantu yang tersedot tidak akan keluar lagi. “Hantu itu berbentuk asap energinya panas dan hawa panas itu akan menjadi air bila diperpanas dengan suhu 120 derajat dinding tabung. Bila mahluk itu mencair, dia tak akan lolos dari celah sebesar lobang jarum sekalipun!” terang Letnan Kolonel Purnawirawan Dorman, 65 tahun, pemimpin tim. Mantan perwira angkatan darat ini memang hobby berdialog dengan hantu. Ketika bertugas di Pul Galang, Riau, mengamankan pengungsi Vietnam tahun 80-an awal lalu, perwira ini sudah aktif berburu hantu. Bahkan dia pernah mendapatkan kuntilanak berwajah Sangat cantik dan tinggi langsing di Pulau Galang. Kuntilanak yang diberi nama Twiggy Beauty ini dipelihaharanya di dalam rumah kaca dan ditonton oleh teman-teman tentara.

“Tapi sayang Twiggy Beauty berhasil melarikan diri dari rumah kaca dan terbang ke Batam. Saya kejar dia sampai di Nagoya dan masuk ke hutan Bukit Jodoh!” cerita letnan Kolonel eksentrik yang berambut gondrong itu. Karena masuk ke habitat kuntilanak di Batam, maka pengejaran putus disitu. “Bila saya memaksa mengejarnya kedalaman hutan, nyawa saya bisa terancam. Bila bergerombol, kuntilanak itu kuat dan ganas. Energi saya bisa terhisap olehnya.” desis Dorman.

Pukul 23.45 saya sudah sampai di rumah tua Red Corner, kami masuk ke dalam lewat pintu belakang dan memasang dupa, kemenyan Arab dan minyak Elizabeth Arden, minyak jin, madat Turki dan Organic Slept”. Letkol Dorman bersila di atas sebuah tikar yang disinyalir oleh Hans Coller yang sering terjadi penampakan”. Sesuai perintah komandan, anggota tim ikut menyapukan asap dupa ke sekitar area ruang belakang seluas 300 meter. Dengan bahasa jin, Letkol Dorman memanggil mahluk gaib yang diyakini ada tapi belum minat keluar. Suara Dorman makin lama makin mengecil, dari bersiul keras hingga terdengar lamat lamat seperti orang berbisik. “oh come on darling, show me your person with us right now, okay?” bisik Dorman mesra.

Beberapa detik setelah berkata begitu, udara terasa menjadi dingin dan lembab. Termometer ukuran suhu menunjuk di angka IO derajat celsius. Menurut teori Dorman, bila hantu itu muncul, udara sekitar akan menjadi dingin. Sebab hal itu jadi kebalikan dari energi panas 200 derajat celsius yang dimiliki oleh Si Hantu. Benar saja, tepat pukul 24.00 tengah malam, mahluk itu muncul dari arah dapur. Sosok yang nampak kala itu bukan gadis cantik yang dibayangkan Letkol Dorman, tapi mahluk bertubuh hitam mirip gorilla. Bertanduk kecil bergigi besar-besar, berbulu dan berhidung seperti kuda nil. Gerakannya tanpa suara dan diam seperti berjongkok. Jantung penulis terasa mau copot dan batin bergemuruh saat mahluk itu pertama terlihat. Setelah beberapa saat, perasaan pun menjadi normal. “Jangan takut, dia tidak akan mengganggu!” desis Letkol Dorman.

Asisten Dorman, Imron Jatayu, 39 tahun, menyiapkan tabung Organic Slept. Mesin diesel dihidupkan dan mahluk itupun berubah menjadi asap. Saat asap itu masih menggumpal, teropong selang alat itu di diarahkan dan asap itupun tersedot ke dalam tabung. Dengan tangkas dan cepat, Dorman mematikan dupa dan memasukkan alat-alat ritual ke dalam ransel. “Mari kita pergi!” perintah Letkol Dorman. Dengan sigap 8 anggota tim keluar dan menghidupkan Jepp CJ 7. Mobil berwarna putih itu melesat ke arah Senggirih dan masuk hotel. Tabung lalu diangkat ke kamar dan dihubungkan dengan & rumah kaca mini yang telah disiapkan di kamar itu. Asap dari tabung pindah ke rumah kaca berbentuk separuh asap dan separuh air. Setelah itu, ditutup dengan kain satin hitam berlapis IO dan ditaruh di kamar mandi.

Besoknya, pukul 12 siang, rumah kaca dibuka. Kain satin disisikan dan semua anggota tim termasuk pemilik rumah, Hans Coller melihat rumah kaca itu. Keajaiban selanjutnya terjadi. Sosok air dan asap itu telah berubah bentuk seperti hewan. Persis dengan penampakan pertama di rumah Red Corner.

“Bagaimana Mr.Hans, apakah mahluk ini mau dibawa ke Eropa atau mau dilempar ke Pulau Gilisaja di Samudera Hindia. Artinya, dia akan kita musnahkan dan tak akan kembali sampai kapanpun. Bagaimana?” desak Letkol Dorman kepada Hans Coller. Hans berfikir sejenak lalu memutuskan. “Sebaiknya mahluk ini dibuang saja ke Samudera Hindia. Jangan boleh dia kembali ke rumah saya yang kosong itu. Saya mau jual itu rumah dan selama ini tak ada yang mau beli karena ada hantunya” kata Hans. Sore harinya, saat matahari tenggelam di darat, sunset yang indah, mahluk itu dikeluarkan dari rumah kaca dan dilepas ke selatan Pulau Gilisaja. Dari dalam kaca, mahluk yang berbentuk monster kecil itu, terbang ke laut dan mengambang di atas air menuju arah selatan. Dia pergi dengan baik-baik dan bahkan sempat menengok beberapa saat ke arah tim dan menunjukkan giginya yang besar. “Dia akan menghuni lautan luas Samudera Hindia!” tutur Letkol Dorman. Hari itu juga, Letkol Dorman menerima bayaran 10 ribu dolar US dari Hans sebagai uang jasa memindahkan hantu dari rumahnya Red Corner ke alam bebas. Uang itu akan diperuntukkan Letkol Dorman untuk berburu hantu di Rio Jeneiro, Brazil, order dari raja kapal setempat, Juminho Da Silva, bulan Juli yang akan datang.

Paranormal Terbaik Indonesia

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.

Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)

NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)

NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)

WEBSITE: paranormal-indonesia.com/
(Selain web di atas = PALSU!)

NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)

ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)


Related posts

Kisah Kyai Pamungkas: Misteri Curug Lalay

Kyai Pamungkas

Kisah Kyai Pamungkas: Mistis di Dunia Malam (2)

Kyai Pamungkas

Kisah Kyai Pamungkas: Istri Korban Santet

Kyai Pamungkas
error: Content is protected !!